Sambut Agenda Side Event G20 - Youth20 Y20, Pemerintah Provinsi Papua Barat, BBKSDA dan FFI Indonesia Program Gelar Kegiatan Citizen Science

"Masyarakat lokal dan mahasiswa saat menggunakan GPS di Kampung Waifoi, Distrik Tiplol Mayalibit" (dok.ffi)

BalitbangdaNews_Waisai, Raja Ampat – Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat, bersama dengan Fauna & Flora International Indonesia Programme (FFI) Raja Ampat mengadakan kegiatan pelatihan bertemakan "Peningkatan Kapasitas Pemuda melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Konservasi" yang dilaksanakan selama dua hari, yakni Jum'at dan Sabtu,  11-12 Maret 2022 di Waisai, Kabupaten Raja Ampat.  

 "Bersama masayarakat lokal dan mahasiswa saat mengikuti pelatihan Citizen Science" (dok.ffi)

Kegiatan Citizen Science atau Peningkatan Pemahaman Masyarakat Lokal yang dilaksanakan merupakan bagian dari rangkaian pre Event Y20 dimana Provinsi Papua Barat yang menjadi tuan rumah pada Bulan Juni di Manokwari. Kegiatan dilaksanakan di Raja Ampat dengan melibatkan para pemuda yang terdiri dari kelompok masyarakat tani hutan, mahasiswa dan yayasan lokal di sekitar penyangga kawasan konservasi Cagar Alam Waigeo Barat. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Yanuar Ishaq, Koordinator Biodiversity FFI Program Papua Barat kepada awak media, Minggu (13/03/2022)

"Kami ajak para pemuda untuk memahami lebih jauh tentang alam Raja Ampat juga dengan memberikan kemampuan dasar untuk mereka survey secara mandiri dengan kaidah ilmiah yang terstandarisasi," jelas Yanuar, sapaan akrabnya.

Hal serupa disampaikan Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Waisai, BBKSDA Papua Barat, Wahyu Hasibuan, menurutnya dengan kemampuan dan pemahaman dasar yang diberikan, yaitu dasar alur pemikiran yang logis terkait dengan metode, sehingga meskipun mereka bukan peneliti, dengan memiliki pemahaman yang kuat untuk pengambilan data di lapangan, maka informasi keanekaragaman hayati yang dikumpulkan dilingkungan kampung mereka dapat muncul dan jadi pegangan untuk berbicara mengenai nilai keunikan dari area kawasan hutan yang mereka miliki.

"Harapannya akan banyak anak muda yang tertarik untuk menggali informasi keanekaragaman hayati di hutan sekitar kampung dan tempat tinggal mereka, bukan hanya menjaga alam sebagai ujung tombak pegiat konservasi, tapi juga memiliki nilai manfaat bagi mereka," harap Wahyu Hasibuan.

Salah satu peserta, Kilion Gaman yang berasal dari Kampung Waifoi, Distrik Tiplol Mayalibit, menjelaskan dirinya sangat senang dilibatkan dan diikutsertakan dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari, yang terbagi dalam materi kelas dan praktek lapangan. Dimana saat praktek lapangan yang dilaksanakan di spot wisata Camping Ground dan Birdwatching KTH Warkesi, dirinya berlatih menggunakan kamera untuk mengabadikan keindahan alam Raja Ampat, baik binatang dan tumbuhan yang ada di spot favorit wisata pengamatan burung Raja Ampat ini.

"Saya sangat senang ada kegiatan ini, dengan adanya pelatihan ini membuat saya semakin mengenal dengan utuh, dan semakin cinta dengan alam Raja Ampat, dengan belajar kamera saya bisa mengabadikan setiap keindahan satwa dan tumbuhan yang ada di raja ampat" ujar Kilion Gaman.

 

"Masyarakat lokal dan mahasiswa saat menggunakan GPS" (dok.ffi)

Sementara itu di tempat terpisah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si sangat mengapresiasi kegiatan ini, ungkapnya. Prof Heatubun mengatakan bahwa kegiatan ini sendiri merupakan rangkaian dari persiapan Side Event G-20 – Youth20 (Y20). Papua Barat sebagai Provinsi Berkelanjutan tentunya juga harus didukung dengan semua aktifitas atau kegiatan pembangunan dilakukan secara berkelanjutan. Salah satunya yaitu menyiapakan pemuda yang akan menjadi kader pembangunan untuk masa depan, tambah Prof Heatubun.

 

"Foto bersama team pelatih, masyarakat lokal dan mahasiswa" (dok.ffi)

Selain itu, Prof Heatubun menegaskan bahwa peran pemuda secara khusus juga harus berkelanjutan dari generasi ke generasi sehingga apa yang telah dilakukan saat ini dapat terus diestafetkan kepada generasi selanjutnya.

“Kegiatan Citizen Science sangat penting untuk mengetahui potensi di sekitar kita terutama pemuda yang langsung hidup berdampingan dengan masyarakat, sehingga diharapkan pemuda berperan langsung dalam mengeksplore potensi alam dan lingkungan sekitarnya kemudian mempublikasikan dan mempromosikannya lewat media-media sosial agar dapat diketahui oleh publik terutama hal-hal yang terkait dengan pengembangan potensi pariwisata alam” ucap  Prof Heatubun. (ffi/balitbangdamedia_pb)

 


Banner
Video

Maret

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
252627282912
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31123456