Tunggu Rekomendasi Pemprov Papua Barat, PKT Siap Bangun Kawasan Industri Petrokimia

"Suasan Pertemuan oleh Team Kerja PT. PKT bersama Kepala Balitbangda dan Staf" (dok.balitbangdamedia_pb)

BalitbangdaNews_MANOKWARI – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS menerima kunjungan kerja PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di salah satu café hotel bintang empat ternama di Manokwari, Senin (21/2/2022).

Kunjungan kerja PT. PKT secara khusus ke Balitbangda adalah untuk menjalin silahturahmi dan juga berdiskusi sekaligus saling memberikan informasi serta masukan terkait rencana pengembangan PKT di Provinsi Papua Barat.

"Suasana Diskusi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Provinsi Papua Barat bersama Team Kerja PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT)" dok.balitbangdamedia_pb

Diawal pertemuan, Teguh Ismartono selaku sekretaris yang juga sebagai pimpinan rombongan menjelaskan secara umum bahwa tujuan pembangunan pabrik petrokimia di Teluk Bintuni adalah untuk memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah timur Indonesia. Pabrik yang akan dibangun dengan kapasitas produksi Amoniak sebesar 2.000 ton/hari, kapasitas produksi Metanol sebesar 3.000 ton/hari, dan pabrik Urea dengan kapasitas produksi sebesar 2.500 ton/hari. Pada kesempatan itu, Teguh juga menyampaikan hasil pertemuan sebelumnya dengan Wakil Gubernur Papua Barat dan pimpinan OPD terkait. “Kami telah berdiskusi terkait rencana pengembangan dan pembangunan perusahaan serta lokasi. Untuk lokasi ada beberapa alternatif yang akan menjadi lokasi pembangunan perusahaan  PKT diantaranya Teluk Arguni, Karas dan Goras.”, jelas pimpinan rombongan itu.

Lanjut menurut Teguh, rencana awal lokasi pembangunan pabrik Petrokimia, Kawasan Industri Petrokimia Urea dan Metanol akan dibangun di Kabupaten Teluk Bintuni karena didukung oleh aspek on shore (darat) namun dari aspek off shore (lepas pantai) sangat tidak mendukung, sehingga kami harus mencari lokasi alternatif lain. Ada beberapa alternatif yang sudah kami kaji, tapi dari segi ekonomi sangat membutuhkan biaya infrastruktur yang terlalu besar, ungkap Teguh.

"Prof. Heatubun saat berjabat tangan dengan salah satu anggota team kerja PT. PKT seusai diskusi" dok.balitbangdamedia_pb

Sekretaris perusahaan itu juga menambahkan bahwa dari hasil diskusi sebelumnya dengan Wakil Gubernur dan OPD terkait, setelah mempertimbangkan berbagai faktor dari beberapa lokasi alternatif diatas, maka muncul usulan lokasi yang dapat dijadikan lokasi alternatif, yaitu di daerah Goras Kabupaten Fakfak. Lokasi ini kemudian menjadi target kami untuk dikaji kemudian, tambah Teguh. Oleh karena itu, kami berharap dengan adanya kunjungan kerja ke Balitbangda Provinsi Papua Barat, PT. PKT mendapatkan banyak masukan-masukan penting maupun rekomendasi terkait pengembangan PT. PKT di Provinsi Papua Barat dan juga memungkinkan adanya sinergitas antara PKT dan Balitbangda kedepannya.

Penyerahan ole ole khas Papua Barat (Kopi Menyambouw dan Pegunungan Arfak)

"Penyerahan ole ole khas Papua Barat (Kopi Menyambouw dan Pegunungan Arfak)" dok.balitbangdamedia_pb

Menyikapi paparan singkat dari pimpinan rombongan PT. PKT, Prof. Heatubun mengatakan bahwa “Harus ada tim terpadu dari PT. PKT dan Pemerintah Provinsi Papua Barat yang dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur untuk percepatan prakondisi pembangunan kawasan industri.” Selain itu, juga sangat penting melibatkan Pemerintah Provinsi, “Kawasan industri tersebut akan berhubungan langsung dengan Pemerintah Kabupaten dan juga masyarakat adatnya, oleh karena itu keterlibatan Pemerintah Provinsi sangat penting, terutama proses koordinasi, sosialisasi/diseminasi dan mediasi dengan Pemerintah Kabupaten, masyarakat adat pemilik ulayat guna menghindari kemungkinan timbul masalah dikemudian hari nantinya” ucap Heatubun.

"Penyerahan Cinderamata Khas Provinsi Kalimantan Timur (Sasak) oleh Ketua Team Kerja PT. PKT, Teguh Ismartono kepada Kepala Balitbangda Provinsi Papua Barat, Prof. Heatubun" dok.balitbangdamedia_pb

Untuk itu, hasil kajian yang telah dilakukan oleh tim kajian PT. PKT agar disampaikan juga ke Balitbangda sehingga dapat menjadi bahan telaahan kepada Gubernur, tambahnya.

"Penyerahan Hasil Diseminasi Kelitbangan Provinsi Papua Barat oleh Kepala Balitbangda kepada ketua team kerja PT. PKT" dok.balitbangdamedia_pb

Untuk itu, hasil kajian yang telah dilakukan oleh tim kajian PT. PKT agar disampaikan juga ke Balitbangda sehingga dapat menjadi bahan telaahan kepada Gubernur, tambahnya.

Akhir diskusi, Prof. Heatubun mengatakan kepada seluruh rombongan kunjungan kerja yang terdiri dari sembilan (9) orang  bahwa saat ini pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas pembangunan Pemerintah Provinsi Papua Barat, pada sektor ekonomi prioritasnya dengan mengedepankan pembangunan ekonomi hijau dan ekonomi kreatif, tutupnya. Tak lupa Prof. Heatubun juga menyerahkan beberapa hasil publikasi dan diseminasi Balitbangda berupa Buku-buku Kelitbangan dan Inovasi Daerah, Majalah Kasuari Inovasi dan Jurnal Ilmiah Igya Ser Hanjop Pembangunan Berkelanjutan, serta salah satu produk pengembangan ekonomi hijau di Papua Barat yaitu Kopi Anggi kepada tim yang diterima langsung oleh pimpinan rombongan. (cm/balitbangdamedia_pb)


Banner
Video

April

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
31123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
2829301234