Riset di Papua Barat BPS Pusat dan BRIN Koordinasi Dengan Balitbangda

Kepala Balitbangda Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si menerima kunjungan Tim Peneliti dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). dok.bridamediapapuabarat

BridaNews_MANOKWARI – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si menerima kunjungan Tim Peneliti dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Pondok Kerja Balitbangda Fanindi, Manokwari Papua Barat (30/05/2022).

Pertemuan tim BPS yang diwakili oleh Agus Pramono, S. IP, M. PSDM Statistisi Ahli Muda Direktorat Statistik BRIN Ketahanan Sosial dan Tim peneliti BRIN yang diwakili oleh Purwanto M.Econ.St, Ph.D dan Achsanah Hidayatina S.E., M.Sc peneliti ahli muda Pusat Riset Kependudukan, bertemu langsung dengan Kepala Balitbangda untuk berdiskusi dan menyampaikan secara langsung maksud dan tujuan mereka. 

"Suasana Diskusi antara tim BPS yang diwakili oleh Agus Pramono, S. IP, M. PSDM Statistisi Ahli Muda Direktorat Statistik BRIN Ketahanan Sosial dan Tim peneliti BRIN yang diwakili oleh Purwanto M.Econ.St, Ph.D dan Achsanah Hidayatina S.E., M.Sc peneliti ahli muda Pusat Riset Kependudukan bersama Kepala Balitbangda Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si. FLS dan staf" (dok.bridamediapapuabarat)

Dalam mengawali diskusi ini, Agus Pramono, S. IP, M.PSDM menyampaikan maksud dan tujuan terkait pelaksanaan kegiatan Kerjasama Riset antara Pusat Riset Kependudukan-BRIN dengan Badan Pusat Statistik tentang “Kajian Kualitatif Long Form Sensus Penduduk 2020”, dengan tema “Pembangunan Ekonomi Hijau dan Kondisi Sosial Demografi Penduduk Indonesia: Mewujudkan Kesejahteraan Penduduk dan Lingkungan Berkelanjutan” tahun 2022.  Tujuan umum dari riset ini adalah mengkaji perilaku rumah tangga, komunitas, pelaku usaha dan pemerintah dalam praktik ekonomi hijau dari perspektif sosial demografi untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk.

Lebih lanjut Pramono menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan SP2020 merupakan lanjutan (long form) yang telah dimulai pada tahun 2020, yang keunggulannya pada kemampuan untuk menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi dan karakteristik penduduk Indonesia secara komprehensif dan beragam sampai pada wilayah administrasi terkecil. “Data sensus juga menghasilkan indikator-indikator demografi yang dapat bermanfaat untuk proyeksi penduduk ke depan dan ukuran capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals),” tambah Pramono. Mengakhiri paparannya Pramono berharap saran dan masukan serta dukungan data dan informasi dari Balitbangda terkait kegiatan riset dimaksud.

 

"Penyerahan Buku Papua Barat Menuju Pembangunan Berkelanjutan oleh Prof. Heatubun kepada Agus Pramono, S. IP, M. PSDM" (dok.bridamediapapuabarat)

Merespon paparan Pramono, Prof. Heatubun memberikan gambaran terkait kegiatan-kegiatan riset yang telah  dilakukan oleh Balitbangda sejak berdiri tahun 2017 hingga saat ini, diantaranya terkait: Kajian Kebijakan Ekonomi di Provinsi Papua Barat, Kajian Pengelolaan Situs Pulau Mansinam Manokwari, Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Daerah, Analisis Dampak Pengelolaan Kawasan Konservasi terhadap Peningkatan Ekonomi Orang Asli serta kegiatan riset lainnya. Prof. Heatubun juga menyampaikan kegiatan-kegiatan di Papua Barat dimana Balitbangda menjadi inisiator dalam mengawal proses pembangunan berkelanjutan (ICBE 2018), Deklarasi Manokwari, dan capaian lain bersama Mitra Pembangunan.

"Foto Prof. Heatubun bersama Statistisi Ahli Muda Direktorat Statistik BRIN Ketahanan Sosial dan Tim peneliti BRIN" (dok.bridamediapapua)

Pasca penetapan Provinsi Papua Barat sebagai Provinsi Berkelanjutan pada tanggal 19 Oktober 2019, Papua Barat fokus pada pengembangan komoditas unggulan daerah non deforestasi seperti pengembangan kakao Ransiki, kopi Pegunungan Arfak, pala Fakfak, rumput laut di Teluk Wondawa, kelapa dalam dan juga ecotourism di Raja Ampat. Langkah ini telah ditindaklanjuti dengan pembentukan tim Satuan Tugas Pengembangan Komoditas Unggulan melalui Surat Keputusan Gubernur Papua Barat.  “Jadi kegiatan-kegiatan riset yang kami lakukan difokuskan untuk mendukung pengembangan komoditas dimaksud,” tambah Prof. Heatubun.

“Saya berharap hasil riset ini nantinya dapat dipresentasikan kepada pemerintah daerah sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan daerah oleh instansi teknis terkait dalam perencanaan program tutup.” Prof. Heatubun. (eb/bridamediapapuabarat)


Banner
Video

April

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
31123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
2829301234