"Arahan Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS kepada para peserta diskusi baik daring maupun luring" dok.balitbangdamedia_pb
BalitbangdaNews_Manokwari- Yayasan EcoNusa bersama Balitbangda Provinsi Papua Barat menggelar seminar diseminasi hasil kajian pengembangan sumber daya manusia (SDM) Pariwisata di Papua Barat yang digelar secara offline dan online pada Selasa, 08 Maret 2022. Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie. D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Tim Riset EcoNusa atas kegiatan yang telah dilaksanakan. Menurutnya hasil kajian ini akan menjadi dasar bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam mengambil kebijakan. “Pengambilan kebijakan oleh Pemerintah harus berdasarkan data dan informasi ilmiah, karena tidak mungkin kita pakai cara lama, misalnya langsung kita ambil keputusan, tanpa ada data ilmiah yang digunakan. Profesor Heatubun menjelaskan bahwa komitmen Pemerintah Provinsi dan semua para pihak adalah ingin meningkatkan perekonomian dengan cara-cara yang berkelanjutan dan meningkatkan peran serta masyarakat adat sebagai actor dalam menjalankan peran penting di daerah masing-masing.
"Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Provinsi Papua Barat bersama Chief Executive Officer (CEO) EcoNusa, Bustar Maitar" (dok.balitbangdamedia_pb)
“Perubahan struktural dan pemulihan ekonomi harus dilakukan, terutama sejak dilanda pandemi Covid-19 awal tahun 2020 yang membuat ekonomi kita terpuruk. Perubahan struktural merupakan proses perubahan mendasar di semua lini untuk sebuah perubahan menuju apa yang kita harapkan, maka kita terus berusaha melakukan tugas-tugas pokok dan fungsi secara optimal, dan saat ini kita harus bangkit melakukan perubahan dari semua sisi birokrasi terkait kebijakan dan regulasi serta implementasi di lapangan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Provinsi Papua Barat kita sepakati sebagai Provinsi Pembangunan Berkelanjutan, kaitannya dengan itu, maka ekonomi hijau, ekonomi biru dan ekonomi jingga (kreativitas dan digital) yang harus dikembangkan” jelasnya.
Terkait ekonomi hijau di Papua Barat Pemerintah mendorong komoditas lokal unggulan daerah non deforestasi. Di dalamnya pariwisata alam menjadi salah satu fokus komoditas yang dikembangkan.
"Ir. Abdul Haviedz Fatamasya, M.Si, Kepala Bidang Sosial & Pemerintahan Balitbangda Papua Barat (foto kiri) menjadi moderator diskusi" (dok.balitbangdamedia_pb)
Mengakhiri sambutannya, Kepala Balitbangda menyampaikan beberapa hal penting terkait perubahan struktural dan percepatan pemulihan ekonomi, seperti refocusing pada komoditas lokal unggulan daerah, reorientasi pada pasar, peningkatan nilai tambah dan hilirisasi produk, dan juga peningkatan kapasitas SDM serta transformasi digital.
"Lanny Losung (kanan) sebagai Programme Development Associate Econusa, saat memaparkan materi hasil diseminasi kajian pengembangan SDM Pariwisata" (dok.balitbangdamedia_pb)
“Dalam seminar ini kita bisa melihat hal-hal kecil yang sangat mempengaruhi kualitas sektor pariwisata kita. Untuk itu perlu segera ekonomi dipulihkan seperti saat ini fokus pemerintah pada pemulihan ekonomi masyarakat dan peningkatan kesejahteraan serta masukan yang kuat bagi pelaku usaha pariwisata” tutupnya.
"Beberapa responden aktif saat memberikan pertanyaan, saran dan gagasan dalam diskusi Diseminasi Hasil Penelitian Pengembangan SDM Pariwisata di Papua Barat" (dok.balitbangdamedia_pb)
Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer (CEO) EcoNusa, Bustar Maitar menyampaikan bahwa tujuan kegiatan diseminasi adalah untuk memaparkan dan mendapatkan masukan dari semua pihak dalam pengembangan pariwisata secara umum di Papua dan Papua Barat. Dirinya berharap ada dukungan dari Pemerintah Daerah untuk pengembangan SDM dan pemanfaatan yang lebih baik.
"Foto bersama moderator, pemateri dan peserta" (dok.balitbangdamedia_pb)
“Berbicara SDM agak gampang susah, karena semua yang kita lihat seperti sudah baik, tetapi kenyataannya banyak SDM belum siap. Perlu adanya peningkatan keterampilan atau skill karena pariwisata punya standar. Sehingga keterampilan yang dimiliki oleh orang-orang yang sudah berpengalaman dan potensi dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya” jelas Bustar Maitar. (lb/balitbangdamedia_pb)