Workshop yang dimoderatori oleh Ir. Abd. Haviedz Fatamasyah,M.Si (Balitbangda Papua Barat ) bersama Mitra Pembangunan, Muhammad Farid ( Senior Advisor di Yayasan Econusa), Mercyta Jorsvinna Glorya (Peneliti dari WRI), Sita Primadevi (Peneliti dari WRI)
BalitbangdaNews_MANOKWARI - Pemerintah Provinsi Papua Barat bekerjasama dengan World Resources Institute dan Yayasan Econusa saat ini sedang berupaya mencari opsi skema pendanaan lain untuk membiayai kegiatan-kegiatan institusi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat lainnya yang mendukung upaya pembangunan berkelanjutan di Papua Barat.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si mengatakan persoalan klasik yang dihadapi dalam pembangunan adalah tentang pembiayaan atau pendanaan. “ Waktu dan sumber daya manusia siap, tapi kalau pendanaan tidak ada, ini juga akan susah. Jadi ini sangat penting untuk dibahas,” kata Prof. Heatubun saat membuka Workshop Opsi Skema Pendanaan Berkelanjutan Provinsi Papua Barat, di Manokwari, Senin(6/12/2021).
"Sambutan dan arahan oleh Kepala Balitbangda, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS dalam Workshop Opsi Pendanaan Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Papua Barat" (dok.balitbangdamedia_pb)
Sistem penganggaran yang berlaku dalam pemerintahan sekarang sifatnya bukan multi years, sehingga ini menjadi hal yang sulit, karena pertanggung jawabannya harus selesai juga pada tahun anggaran itu.
“Karena itu, kita coba cari model sistem penganggaran yang berkelanjutan dan fleksibel, sehingga dapat membiayai kegiatan-kegiatan berkelanjutan,” tandas penyandang predikat Profesor termuda di Universitas Papua ini.
Pendanaan berkelanjutan, sambung Prof. Heatubun, telah menjadi isu utama, sehingga ini perlu diseriusi. Hasil kajian terkait opsi skema pendanaan ini selanjutnya akan didorong untuk menjadi kajian naskah akademik, untuk kemudian dibuat regulasinya. “ Pendanaan abadi secara yuridis dimungkinkan, tinggal ditindaklanjuti saja,” tandas Prof. Charlie.
Workshop ini, kata Prof. Heatubun, merupakan kesempatan baik untuk berdiskusi dengan para pihak yang berpengalaman, sehingga di masa mendatang, institusi dan lembaga lainnya di Tanah Papua dapat menjangkau sumber-sumber pendanaan lain di luar dana pemerintah.
"Pembahasan Materi Christina Julianti Siahaan (Fundraising dari Yayasan Econusa) (dok.balitbangdamedia_pb)
“Terima kasih kepada WRI dan Econusa, semoga apa yang dihasilkan hari ini membawa manfaat bagi pembangunan berkelanjutan dan orang asli papua untuk lebih cepat mencapai kesejahteraan,” tutup Peraih ASN Pejabat Pratama Teladan se-Indonesia Tahun 2020 ini.
"Sita Primadevi (Peneliti dari WRI) saat memaparkan hasil penelitian tentang opsi skema pendanaan Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Papua Barat" (dok.balitbangdamedia_pb)
Sekadar diketahui pemateri dalam kegiatan workshop ini antara lain, Muhammad Farid ( Senior Advisor di Yayasan Econusa), Mercyta Jorsvinna Glorya (Peneliti dari WRI), Sita Primadevi (Peneliti dari WRI), dan Christina Julianti Siahaan (Fundraising dari Yayasan Econusa). Workshop ini dimoderatori oleh Ir. Abd. Haviedz Fatamasyah,M.Si (Balitbangda Papua Barat ) dan Drs. Elly Lesnusa dari Yayasan Mahkota Permata Tanah Papua. (ab/balitbangdamedia_pb)