Pertemuan Tim ARISE+ Indonesia – Trade Support Facility bersama Kepala Brida Provinsi Papua Barat" dok.brida_mediapapuabarat
BridaNews_MANOKWARI – Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie. D. Heatubun, S.Hut, M.Si menerima kunjungan dari Tim ARISE+ Indonesia pada Selasa 31 Oktober 2023 di Kantor Fanindi.
ARISE+ Indonesia – Trade Support Facility, atau yang biasa disebut dengan ARISE+ Indonesia adalah salah satu inisiatif unggulan di bawah kerangka kerjasama Uni Eropa-Indonesia 2014-2020. ARISE+ Indonesia ini, juga merupakan intervensi tingkat negara yang melengkapi Program ARISE Plus Regional yang sesuai dengan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025.
Kunjungan yang dilakukan oleh Tim ARISE+ Indonesia dalam rangka melakukan koordinasi terkait pendaftaran dan pengembangan produk Indikasi Geografis Kakao Ransiki di Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
"Suasana pertemuan Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie. D. Heatubun, S.Hut, M.Si bersama Staf dan Tim ARISE+ Indonesia" (dok.brida_mediapapuabarat)
Menyambut kedatangan Tim ARISE+ Indonesia, Prof. Heatubun memaparkan beberapa progres yang telah dilakukan oleh BRIDA. “Kami membantu mereka melalui regulasi yang dibentuk dalam Peraturan Daerah (PERDA) untuk melindungi produk dan meningkatkan produksi dari Masyarakat lokal maupun petani lokal serta memberdayakan masyarakat”, ucap Prof. Heatubun.
Kepala BRIDA juga membeberkan beragam informasi terkait progress Kakao Ransiki beserta produk-produk turunan yang telah dihasilkan selama ini. “Ada coklat batangan yang sudah dihasilkan di Ransiki, tetapi ada juga kakao yang dikirim ke perusahaan-perusahaan besar seperti PT. Pipiltin Cocoa di Jakarta bahkan tembus ke pasar Eropa dan Australia” kata Prof. Heatubun.
Setelah mendengarkan penjelasan singkat dari Kepala BRIDA, Tenaga Ahli ARISE+ Indonesia Giovani Galanti menyadari bahwa Kakao Ransiki ternyata sudah terkenal hingga ke pasar internasional. “Saya rasa BRIDA telah melakukan pendampingan serta membantu mempromosikan kakao Ransiki dengan sangat baik, terbukti BRIDA memiliki informasi dan data yang cukup detail tentang Kakao ini”, imbuhnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa dengan informasi yang kami dapat ini, sekiranya dapat melengkapi dokumen yang nantinya akan kami buat, ungkap Galanti.
Galanti berharap dapat menyelesaikan dokumen deskripsi sesegera mungkin. “Dokumen deskripsi ini merupakan fondasi dari Indikasi Geografis atau Kitab Suci nya”, setelah itu baru akan didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, ungkapnya.
"Penyerahan beberapa hasil diseminasi kelitbangan Provinsi Papua Barat oleh Prof. Heatubun kepada Tenaga Ahli ARISE+ Indonesia, Giovani Galanti" (dok.brida_mediapapuabarat)
Oleh karena itu, kolaborasi antara ARISE+ Indonesia, Presiden Dewan Kakao Indonesia serta BRIDA Papua Barat sangat diperlukan. Dan tentu saja ke depannya kami berharap BRIDA Papua Barat dapat tetap mendukung pengembangan Kakao Ransiki pasca pendaftaran nantinya, tutup Galanti.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Muhammad Rifan R sebagai tenaga Ahli ARISE+ Indonesia, Dr. Ir. Soetanto Abdoellah, SU Presiden Dewan Kakao Indonesia, Ir. Abdul Haviedz Fatamasya, M.Si Kepala Bidang Sosial dan Pemerintahan dan Haerul Arifin, S.Hut, M.Si Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan BRIDA Papua Barat. (Tim MBKM Fahutan UNIPA)