Kunjungi Papua Barat PT. AJE Buka Peluang Pengembangan Industri Dari Tumbuhan Endemik Papua

"AJE Asean Produsen Minuman Energi tak beralkohol" dok.brida_mediapapuabarat

BridaNews_MANOKWARI-Menindaklanjuti hasil pertemuan tahunan GCF Task Force di Yucatan Mexico, ASEAN Country Managing Director of AJE, Fabian Mosquera Vera beserta dua staf masing-masing Asrin Wongsudin dan Aimorn Jongsodkamol dari kantor AJE Thailand langsung melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Kunjungan kerja tersebut disambut langsung oleh Kepala BRIDA Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si di Bandar Udara Rendani dan langsung menuju salah satu hotel bintang empat di Manokwari pada Sabtu, 25 Maret 2023.

"ASEAN Country Managing Director of AJE, Fabian Mosquera Vera beserta dua staf dan team Brida Provinsi Papua Barat saat melihat langsung cara memanen rumput kebar di kampung anjay" (dok.brida_mediapapuabarat)

AJE merupakan perusahaan ketiga terbesar di dunia saat ini yang memproduksi, mendistribusikan dan memasarkan sirup dan minuman tak beralkohol yang berbasis di Lima, Peru. AJE saat ini juga mengadopsi kebijakan carbon neutral dan climate yang memberikan peluang kerjasama langsung dengan kelompok-kelompok petani masyarakat adat di wilayah kaya SDA dan hutan, seperti di DAS Amazon di Amerika Selatan dan di Thailand.

Maksud kunjungan tim AJE ini adalah untuk melihat secara langsung kondisi potensi eksisting, proses panen dan pasca panen hingga produksi menjadi produk akhir dan juga nilai ekonomi dari tumbuhan-tumbuhan bernilai tersebut. Agenda kunjungan yang dilakukan selama dua hari di Papua Barat, yaitu melihat langsung potensi Rumput Kebar (Biophytum petersianum) dan Kayu Akway (Tasmannia spp.) di Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw dan Buah Merah (Pandanus conoedeus) di Kampung Hink, Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari.

"Fabian Mosquera Vera saat mendengarkan penjelasan lebih lanjut tentang rumput kebar oleh Yance De Fretes (kiri) yang merupakan Direktur Program Mahkota Permata Tanah Papua (MPTP)" (dok.brida_mediapapuabarat)

Pada kunjungan hari pertamanya ke Lembah Kebar, Fabian Mosquera Vera mengatakan bahwa, rumput kebar memiliki potensi pengembangan yang cukup besar karena lahan yang tersedia relatif masih cukup luas. “Selama perjalanan di Kebar, saya melihat begitu luasnya hamparan savana, jadi saya rasa ini sangat berpotensi untuk membudidayakan rumput tersebut dalam skala besar”, ucap Managing Director AJE untuk kawasan ASEAN tersebut. 

Managing Director bersama tim juga berkesempatan melihat dan mendapat penjelasan proses dari panen hingga ke pasca panen dari rumput Kebar, namun dikarenakan pada saat kunjungan waktu telah petang sehingga telah melewati proses penjemuran dari rumput Kebar.

Disela-sela kunjungan, ibu Voni, salah satu penadah (off taker) Rumput Kebar di Distrik Kebar saat diwawancarai mengatakan bahwa rumput Kebar ini merupakan salah satu komoditas yang menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat, namun karena permintaan pasar yang tidak menentu sehingga penjualannya tidak dapat dilakukan secara maksimal. “Untuk saat ini, produk yang dijual belum banyak, kadang hanya satu hingga dua bungkus per bulan”, ujar ibu Voni.

"Pertemuan team AJE bersama Ibu Voni" (dok.brida_mediapapuabarat)

Mendengar penyampaian dari Ibu Voni, Kepala Bidang Ekonomi Pembangunan BRIDA Provinsi Papua Barat Haerul Arifin, S.Hut, M.Si ketika mendampingi tim AJE di lapangan mengatakan bahwa peluang pengembangan produk rumput kebar, sebenarnya sangat menjanjikan sebagai salah satu tumbuhan endemik Papua dari kelompok Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) non deforestasi. Menurut hasil riset, di dalam rumput kebar terdapat senyawa golongan alkaloid, steroid, saponin, flavonoid, triterpenoid, glikosida, vitamin E, vitamin A, vitamin B12 yang bermanfaat sebagai penambah dan peningkat kualitas sperma dan vitamin B6 untuk meningkatkan kesuburan wanita. Sekiranya dengan adanya kunjungan dari tim AJE ini dapat memberikan peluang pasar yang baik untuk meningkatkan daya jual masyarakat kedepannya. “Saya berharap dengan hasil kunjungan hari ini, AJE kemudian akan kembali dengan membawa harapan yang lebih baik terkait pengembangan rumput Kebar dari pada kondisi saat ini”, ungkap Arifin.

"Proses Pembuatan Minyak Buah Merah oleh team AJE bersama Bapak Budi yang merupakan salah satu peneliti tanaman di Fakultas Kehutanan Universitas Papua" (dok.brida_mediapapuabarat)

Setelah melakukan kunjungan hari pertama, Managing Director AJE yang didampingi oleh dua orang stafnya melakukan kunjungan ke kampung Hink, Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari. Dalam kunjungan ini, mereka berkesempatan melihat cara memanen buah pandan merah hingga ke proses pembuatan minyak dari buah pandan merah tersebut.

Setelah melihat seluruh proses dari buah merah tersebut, Fabian berkomentar bahwa ini sudah sangat baik. “Saya telah melihat semua proses, dan ini sangat luar biasa”, ucapnya. Kami hanya butuh waktu untuk melihat kembali produk yang sudah ada ini, kandungan apa yang ada didalamnya serta produk apa yang nantinya cocok untuk dibuat menjadi kemasan yang lebih baik, menarik dan pastinya penting untuk kesehatan.

Foto bersama (atas) team AJE

"Foto bersama (atas) team AJE di dampingi team Brida bersama Ibu Voni dan Masyarakat Distrik Kebar Kabupaten Tambrauw (bawah) Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat saat memberikan ole-ole khas Papua Barat kepada  ASEAN Country Managing Director of AJE, Fabian Mosquera Vera beserta dua staf masing-masing Asrin Wongsudin dan Aimorn Jongsodkamol" (dok.brida_mediapapuabarat)

Kepala BRIDA Provinsi Papua Barat, Prof. Heatubun ketika menjamu tim AJE pada saat makan malam bersama, mengatakan bahwa dengan kedatangan tim AJE yang telah melihat secara langsung potensi yang ada, kiranya kami di Papua Barat kedepanya dapat menghasilkan suatu produk minuman kesehatan yang bisa bersaing hingga ke pasar internasional. “Ini merupakan salah satu harapan kami, karena dengan memanfaatkan sumber daya alam seperti rumput kebar, buah merah dan yang lainnya merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berasal dari tumbuhan endemik Papua, dimana secara langsung hal ini mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua Barat lewat peningkatan nilai tambah produk lokal unggulan daerah dan peningkatan pendapatan masyarakat hukum adat Orang Asli Papua, “tambahnya. (chr/brida_mediapauabarat)


Banner
Video

Mei

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
2829301234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930311