Papua Barat Melepas Komoditi Unggulan Daerah Rumput Laut asal Kabupaten Teluk Wondama

"Penyematan Kunci (Gembok) pada pintu Kontainer, oleh Gubernur Papua Barat dan H. Sairuddin, S.Sos (UD. Nadifah), serta di saksikan oleh PJS. Bupati Teluk Wondama Drs. Abdullatief Suaeri, M.Sc. (Dok. BalitbangdaPB)

Manokwari, Balitbangda News- Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan kembali melepas Pengapalan Perdana Produk Rumput Laut Jenis Sakol dari Kabupaten Teluk Wondama yang merupakan salah satu komoditi unggulan di Papua Barat, setelah awal tahun 2020 tepatnya pada bulan Januari Gubernur juga melepas pengapalan perdana produk Biji Kering Kakao Ransiki kualitas premium tujuan Eropa.

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat sebagai penanggung jawab kegiatan ini menyampaikan, dalam laporan koordinator Mitra Pembangunan Pemerintah Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, M.Si, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari komitmen pengembangan ekonomi hijau berbasis komoditas unggulan daerah yang diamanatkan dalam Deklarasi Manokwari Hasil Konverensi Internasional Keanekaragaman Hayati Ekowisata dan Ekonomi Kreatif (ICBE) 2018, yang dilanjutkan dengan Pertemuan Tingkat Tinggi Investasi Hijau di Sorong. Sebagai implementator antara Inggris (UK Climate Change Unit-UKCCU) dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia dalam Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Papua dan Papua Barat/Green Economic Growth Programme for Papua Provinces-GEG.

Program ini bertujuan memberikan dukungan teknis bagi petani kecil, usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) diminta memfokus kepada Orang Asli Papua (OAP) di Papua dan Papua Barat untuk dikembangkan supaya menjadi pengusaha tangguh. Hal ini ditandai dengan Penandatanganan Komitmen Kerjasama antara UD Nadifah sebagai pembeli dan Green Economic Growth (GEG) yang disaksikan oleh Pemerintah Daerah dan seluruh tamu undangan. Program ini juga memberikan dukungan kepada pemerintah dalam pengelolaan pembangunan ekonomi lokal berbasis investasi hijau di Papua dan Papua Barat. Sebagaimana tertuang dalam peraturan daerah khusus (perdasus) nomor 10 tahun 2019 bahwa pembangunan ekonomi diarahkan melalui pengembangan ekonomi hijau yaitu dengan menitikberatkan pada komoditas unggulan daerah non deforestasi. Dimana telah ditetapkan komoditas unggulan di Provinsi Papua Barat yang meliputi komoditi kakao, kopi, pala, kelapa dalam, rumput laut dan ekowisata.

Gubernur menyampaikan dalam sambutannya Papua Barat hari ini kembali berbangga karena dapat melepas produksi rumput laut sebanyak 20 ton dengan tujuan Surabaya. Produk Rumput Laut Jenis Sakol (eucheuma cottonii) yang merupakan hasil produksi budidaya Petani OAP di Distrik Roon (Kampung Yende, Kampung Menadan Kampung Niap), Distrik Rumberpoon (Kampung Yembekiri, Kampung Nusorowi Dan Kampung Isenebuai) dan Distrik Yoswar (Kampung Yomber), Kabupaten Teluk Wondama. Dominggus mengungkapkan “Ini adalah sebuah contoh kerjasama yang baik, bagaimana peran Pemerintah, baik Pemerintah Pusat (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi), Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten Teluk Wondama), Mitra Pembangunan (Unit Perubahan Iklim dari Pemerintah Kerajaan Inggris (UKCCU) –sebagai donor), program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (sebagai mitra pendamping dan implementator), UD. Nadifah sebagai pembeli dan petani orang asli papua yang mendapat pendampingan. Tentunya dibutuhkan kepemimpinan untuk mengkoordinir semua proses untuk bisa berjalan sesuai rencana dan ini yang dimainkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat sebagai koordinator mitra pembangunan” jelasnya.

Untuk melaksanakan komitmen dan mengefektifkan semua upaya ini, “Saya telah memerintahkan untuk dibentuk satuan tugas komoditi unggulan (termasuk untuk komoditi rumput laut) yang beranggotakan para pihak dari sektor hulu sampai hilir, termasuk salah satu anggotanya adalah pihak mitra pembangunan program pengembangan ekonomi hijau” jelas Dominggus Mandacan. Sebelum menutup sambutan, Gubernur Provinsi Papua Barat menyampaikan hal mendasar sekaligus sebagai arahan bagi semua pihak diantaranya:

  1. Pertama, untuk lebih meningkatkan hasil produksi dan nilai tambah produk rumput laut perlu segera disusun rencana induk pengembangan dan rencana usaha (bisnis plan) –sehingga lebih terarah, efisien dan efektif pengembangan komoditas ini;
  2. Kedua, kepada opd teknis terkait di pemerintah daerah provinsi papua barat dan kabupaten teluk wondama untuk mengambil peran lebih besar dalam pembinaan petani rumput laut orang asli papua sehingga akan lebih cepat peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan;
  3. Ketiga, kepada pihak perbankan mohon bantuannya untuk dapat memberikan asistensi dalam rangka peningkatan kapasitas petani dan permodalan dalam usaha budidaya rumput laut;
  4. Keempat, perlu dukungan semua pihak untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan ekonomi kreatif dan inovatif, terutama di kalangan petani dan nelayan yang membudidayakan rumput laut. Juga bagaimana memperbaiki rantai pasok sehingga lebih murah biaya pengiriman / distribusinya dan akan meningkatkan harga produk di tingkat petani.

Kegiatan ini diakhiri dengan prosesi pelepasan perdana Rumput Laut oleh Gubernur Papua Barat, PJS Bupati Teluk Wondama, dan Pimpinan OPD di Pelabuhan Laut Manokwari, yang dilanjutkan dengan kunjungan pameran produk turunan komoditi rumput laut serta beberapa komoditi unggulan lainnya seperti kopi yang merupakan bagian dari binaan Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Papua Barat di Mansinam Beach Hotel Manokwari. (Ars/balitbangda_media)

 

 (link download MOU "Rumput Laut Produksi Petani Orang Asli Papua (OAP) Binaan Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (GREEN ECONOMIC GROWTH PROGRAMME) Asal Kabupaten Teluk Wondama" Komitmen Kerjasama antara  UD  dan  GEG  disaksikan  Pemerintah Daerah)


Banner
Video

Mei

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
2829301234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930311