Perkuat Peran BRIDA di Tanah Papua, BRIN Gelar FGD Riset dan Inovasi

"Focus Group Discussion (FGD) BRIN"

BridaNews_Jakarta,- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Focus Group Discussion dalam rangka penguatan peran BRIDA dalam pemajuan Riset dan Inovasi di daerah dan pentingnya kajian berbasis bukti dalam mendukung perencanaan dan kebijakan pembangunan di daerah, serta untuk menggali potensi dan isu strategis di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, bertempat di Lantai 3 Gedung B. J. Habibie Kantor Pusat BRIN Jakarta pada Rabu, 8/5/2024.  

Turut hadir dalam FGD ini Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah Dr. Yopi, Direktur Kebijakan Riset dan Inovasi Daerah Dr. Sri Nuryanti, kedua narasumber Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat Daya Rahman, S.STP, M.Si, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tambrauw Mosche Woria, Kepala Badan Perencanaan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Sorong yang diwakili Kepala Bidang Litbang Yohanis Maran serta para Direktur dan Peneliti dari BRIN, serta staf dari BRIDA Papua Barat dan Bapperida Papua Barat Daya.

"Direktur Kebijakan Riset dan Inovasi Daerah Dr. Sri Nuryanti" (dok.brida_mediapapuabarat)

Dalam arahannya ketika membuka kegiatan Direktur Kebijakan Riset dan Inovasi Daerah Dr. Sri Nuryanti yang juga bertindak sebagai moderator menyampaikan bahwa tujuan kegiatan hari ini selain untuk memberikan penguatan peran BRIDA tetapi juga untuk menggali potensi dan isu-isu strategis guna mendukung perencanaan dan kebijakan pembangunan di daerah.

Sementara Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN Dr. Yopi ketika menyampaikan presentasi singkat menekankan bahwa lewat pertemuan ini, kita bisa membangun kolaborasi yang lebih kuat lagi dan berharap ada beberapa hal yang bisa ditindaklanjuti dan di backup dari BRIN, misalnya terkait peningkatan kapasitas SDM Riset dan Inovasi juga pendampingan dalam membangun ekosistem riset di daerah guna pemajuan IPTEK di daerah. “Apa yang sudah bisa dikerjakan sendiri oleh daerah agar segera dikerjakan, tetapi yang belum bisa dikerjakan sendiri perlu dikolaborasikan atau mengadopsi dari tempat lain,” tegas Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah.

"Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN Dr. Yopi (kiri)" (dok.brida_mediapapuabarat)

Pada kesempatan ini juga Dr. Yopi menekankan urgensi dari tugas dan peran BRIDA/BAPPERIDA berdasarkan Perpres No. 78 Tahun 2021 dan Permendagri No 7 Tahun 2023 yaitu memperkuat perencanaan pembangunan daerah, menyusun arah dan perencanaan pemajuan IPTEK di daerah serta menjadi orkestrator pengembangan riset dan inovasi daerah.

Diakhir paparannya Deputi RIDA memperkenalkan satu inovasi tentang Sistem Informasi Terpadu Repository Ilmiah IPTEK Nasional. “Pemda perlu mengupdate data hasil riset dan inovasi daerah dan memanfaatkan informasi Iptek untuk kepentingan daerahnya,” jelas Dr. Yopi.

 

Pada sesi pemaparan materi oleh narasumber pertama Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS terkait Peran BRIDA sebagai koordinator riset dan inovasi daerah di Provinsi Papua Barat. Dalam paparannya Prof. Heatubun menyampaikan tiga hal penting yang menjadi peran BRIDA dalam mendukung pembangunan daerah di Provinsi Papua Barat.  “Ketiga peran dimaksud yakni mengkoordinir para pihak (Akademisi dan Mitra Pembangunan) dalam melakukan riset/kajian dan rekomendasi serta naskah akademik penyusunan regulasi daerah dan mengkoordinir para pihak dalam kajian dan rekomendasi kebijakan makro, serta inisiasi kerjasama riset dan inovasi,” jelas Kepala BRIDA Papua Barat.

"Koordinator riset dan inovasi daerah di Provinsi Papua Barat dan juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut, M.Si, FLS" (dok.brida_mediapapuabarat)

Selanjutnya pada paparan kedua oleh narasumber Rahman, S.STP, M.Si tentang pentingnya kajian berbasis bukti untuk mendukung perencanaan dan kebijakan pembangunan di Provinsi Papua Barat Daya. Dalam paparannya, Kepala BAPPERIDA Provinsi Papua Barat Daya mengangkat isu strategis Papua Barat Daya seperti pengentasan kemiskinan, keberdayaan OAP, pembangunan SDM, penguatan perekonomian berbasis sektor unggulan dan beberapa isu strategis lainnya.

Setelah sesi pemaparan materi oleh kedua narasumber kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi terfokus yang dirangkai dengan beberapa pertanyaan dan saran dari para peserta FGD. Dalam sesi diskusi ini beberapa masukan dan saran dari beberapa peserta FGD dari Pusat Riset Pemerintahan Dalam Negeri dan juga pertanyaan dan saran dari Kepala Bappeda Kabupaten Tambrauw dan Kepala Bidang Litbang BAPPERIDA Kabuaten Sorong.

"Foto bersama" (dok.brida_mediapapuabarat)

Beberapa catatan penting dari hasil FGD ini diantaranya isu-isu sosial dan keamanan perlu diangkat dalam riset-riset yang akan dilakukan di daerah, perlu dilakukan kajian atau riset terhadap kemiskinan, identifikasi orang miskin untuk diintervensi penanggulangan, hasil-hasil kajian perlu untuk diimplementasikan di lapangan, perlu evaluasi terhadap kebijakan teknis, hasil-hasil kajian NGO yang selama ini mendampingi masyarakat perlu dilibatkan dalam penyusunan kebijakan, masih sekitar 80 persen kebijakan daerah masih berbasis keinginan, bukan berbasis riset.

"Kepala Brida Papua Barat, Prof Heatubun bersama Kepala sub bidan Diseminasi Kelitbangan, Ezrom Bato Rinding, S.Hut, M.Sc dan Kepala sub bidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi, Jhonal Thio, S.Pi saat melihat galeri Riset di Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)" (dok.brida_mediapapuabarat)

“Merespon hasil diskusi dan sekaligus menutup kegiatan FGD, Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah menegaskan agar segera mengakselerasi pembentukan BRIDA di Kabupaten/Kota di Papua Barat dan Papua Barat Daya sebagai upaya untuk menjawab apa yang telah kita diskusikan bersama hari ini,” tutup Pak Deputi. (eb/brida_mediapapuabarat).


Banner
Video

November

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
272829303112
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930