StAR Project Resmi Diluncurkan di Sorong, Hiu Kharismatik Siap Untuk Dikembalikan ke Habitatnya

"Peluncuran Proyek Pemulihan Hiu Belimbing (Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery) di Perairan Raja Ampat dengan menabuh tifa oleh Pj. Gubernur Papua Barat yang diwakili oleh Pj. Walikota Sorong, George Yarangga, A.Pi, MM"dok.brida_mediapapuabarat

BridaNews_SORONG- Proyek Pemulihan Hiu Belimbing (Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery) di Perairan Raja Ampat secara resmi telah diluncurkan di Kota Sorong oleh Pj. Gubernur Provinsi Papua Barat yang diwakili oleh Pj. Walikota Sorong, George Yarangga, A.Pi, MM pada hari Selasa, 29 November 2022.

Konferensi Pers

"Konferensi Pers Proyek Pemulihan Hiu Belimbing (Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery) oleh ketua Tim Koordinasi Pelaksanaan Proyek StAR di Indonesia yang  juga selaku Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut., M.Si., FLS; Meizani Irmadhiany, Ketua Dewan Pengurus Konservasi Indonesia (tengah); Dr. Erin Leigh Meyer Beetham, Ketua Steering Committee konsorsium proyek StAR (kanan)" (dok.brida_medeiapapaubarat)

Proyek yang telah dimulai sejak tiga tahun lalu ini melibatkan 70 mitra dari 11 negara, mulai dari aparat pemerintah lokal dan nasional Indonesia, hingga organisasi konservasi, institusi akademik termasuk juga pengelola akuarium. Proyek ini merupakan bentuk dari upaya penyelamatan serta pelestarian dari jenis hiu terancam punah pertama di dunia.

"Sambutan Pj. Gubernur Provinsi Papua Barat yang diwakili oleh Pj. Walikota Sorong, George Yarangga, A.Pi, MM" (dok.brida_mediapapuabarat)

Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat Komjen Pol. (Purn.) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si melalui Penjabat Walikota Sorong, George Yarangga, A.Pi, MM mengatakan bahwa Provinsi Papua Barat merupakan daerah yang kaya dengan keanekaragaman hayati serta kekayaan budaya dan adat istiadat yang ada sejak dahulu yang perlu dikelola dan dimanfaatkan secara bijaksana. Sehingga untuk mengelola dan memanfaatkan keanekaragaman hayati dan budaya tersebut secara lestari, maka Pemerintah Priovinsi Papua Barat telah mengambil langkah penting dengan mengarustamakan Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan dalam proses pembangunan daerah. “Saya berharap bahwa dengan adanya kebijakan yang sudah ada ini, perlindungan terhadap kekayaan keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara maksimal”, dan juga kebijakan ini tentunya sejalan dan selaras dengan kebijakan nasional dan global untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal’s) dan Deklarasi Manokwari Tahun 2018, jelas Gubernur.

"Sambutan Ketua Dewan Pengurus Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany" (dok.brida_mediapapuabarat)

Lebih lanjut, Pj. Gubernur juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Papua Barat juga secara khusus telah memberikan perhatian penting terhadap perlindungan Ekosistem Laut. Komitmen ini dibuktikan dengan mendorong dan menetapkan berbagai Kawasan Konservasi Perairan di Papua Barat yang merupakan bagian dari Bentang Laut Kepala Burung (Bird’s Head Seascape).  Bentang Laut Kepala Burung ini meliputi 26 Kawasan Konservasi Perairan  dengan luas total sekitar 5,23 juta hektar mulai dari Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Manokwari Selatan hingga ke Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Teluk Triton dan Teluk Etna di Kabupaten Kaimana Papua Barat. Jejaring Kawasan Konservasi Perairan tersebut saat ini telah terintegrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Papua Barat Tahun 2022 – 2041 yang telah mengintegrasikan ruang laut dan ruang darat.

"Sambutan Ketua Steering Committee konsorsium proyek StAR, Dr. Erin Leigh Meyer Beetham" (dok.brida_mediapapuabarat)

Menindaklanjuti komitmen Pemerintah Provinsi Papua Barat sebagai Provinsi Pembangunan Berkelanjutan dan bagian dari implementasi Instruksi Presiden Republik Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat maka Pemerintah Provinsi Papua Barat sedang menginisiasi upaya Pemulihan Populasi (restocking) Hiu Belimbing (Stegostoma tigrinum) yang saat ini kondisinya terancam punah di perairan Raja Ampat melalui Proyek StAR. “Ini membutuhkan intervensi pengelolaan yang eksplisit agar populasi hiu belimbing di Raja Ampat dan daerah sekitarnya di masa mendatang akan terus meningkat”, tambah Gubernur.

"Suasana dalam gedung walilkota" (dok.brida_mediapapuabarat)

Upaya pemulihan populasi Hiu Belimbing ini merupakan hal yang inovatif dan baru pertama kali dilakukan di dunia dengan melibatkan berbagai lembaga nasional dan multinasional. Ini adalah hal yang luar biasa dan menjadi kebanggaan bagi Bangsa Indonesia khususya bagi Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Raja Ampat. “Proyek ini merupakan kebanggaan kita semua, terlebih lagi bagi kita yang ada disini, oleh karena itu mari kita semua dukung proyek ini secara bersama-sama”. Besar harapan kita melalui Proyek StAR ini dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pemulihan populasi Hiu Belimbing dan secara global menjadi bagian dari komitmen kita bersama dalam pengelolaan Ekosistem Laut yang berkelanjutan, tutup Penjabat Gubernur.

"Ketua Tim Koordinasi Pelaksanaan Proyek StAR di Indonesia yang  juga selaku Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut., M.Si., FLS" (dok.brida_mediapapuabarat)

Hadir juga dalam peluncuran tersebut, ketua Tim Koordinasi Pelaksanaan Proyek StAR di Indonesia yang  juga selaku Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut., M.Si., FLS yang dalam waktu terpisah mengatakan bahwa “Proyek ini merupakan sebuah pendekatan inovatif untuk mengembalikan hiu belimbing sebagai spesies penting di Raja Ampat.” Upaya konservasi internasional ini benar-benar bisa terjadi berkat koordinasi erat dan kolaborasi yang intens dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional, jelas Profesor Heatubun.

"Foto Pj. Walikota Sorong, George Yarangga, A.Pi, MM (batik korpri) bersama tim Proyek Pemulihan Hiu Belimbing (Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery) di Perairan Raja Ampat" (dok.brida_mediapapuabarat)

Kepala BRIDA juga menegaskan bahwa proyek ini menunjukkan komitmen dari Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan. “Kita wajib untuk menjaga kesehatan lingkungan dan perlindungan spesies sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat Papua Barat lewat pariwisata berkelanjutan”, tutup ketua tim koordinasi proyek StAR di Indonesia ini.

"Foto bersama maskot Hiu Belimbing (Stegostoma tigrinum Augmentation) Raja Ampat oleh Pj Walikota Sorong George Yarangga, A.Pi, MM (batik korpri) dan Tim Pemulihan Hiu Belimbing (Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery) di Perairan Raja Ampat" (dok.brida_mediapapuabarat) "

Pada peluncuran proyek StAR tersebut, turut hadir juga beberapa tamu yang memiliki peranan penting dalam mendukung pelaksanaan proyek ini yaitu Meizani Irmadhiany, Ketua Dewan Pengurus Konservasi Indonesia; Dr. Erin Leigh Meyer Beetham, Ketua Steering Committee konsorsium proyek StAR; Ir. Pingkan Katharina Roeroe, M.Si, Koordinator Kelompok Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan; Dr. Ing. Wiwiek Joelijani, MT, Sekretaris Bidang Riset dan Inovasi Daerah, Badan Riset dan Inovasi Nasional. (chr/brida_mediapapuabarat)


Banner
Video

November

MINSENSELRAMKAMJUMSAB
272829303112
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930