"Coklat Ransiki (Jika Chocolat 75%, Coklat Hitam/Dark Chocolat) yang di Produksi oleh salah satu Perusahan di Bali dalam beberapa kemasan" (dok/edit.balitbangdamedia_pb)
BalitbangdaNews_Manokwari, Satu lagi single original Cacao Ransiki diluncurkan ke publik Tanah Air dengan nama Jika Chocolate. Ini merupakan produk kedua di Indonesia yang menggunakan Kakao Ransiki setelah Pipiltin Cocoa di Jakarta. Namun sayangnya, pihak Ebier Suth Ransiki belum mengetahui owner dan pabrik yang memproduksi Jika Chocolate ini.
“ Kalau Pipiltin Cocoa kami tahu pabriknya di Jakarta, tapi Jika Chocolate ini kami belum tahu, apakah di Bali atau Jakarta,” kata
Fredy Botto Koordinator Administrasi/Keuangan Koperasi Ebier Suth Ransiki via telepon seluler, Sabtu(17/7/2021).
Fredy mengaku, pihaknya baru menerima kiriman foto produk Jika Chocolate dari Ibu Anawati, anak mantan Direktur PT.Cokran Tahun 1984. Menurutnya, Ibu Anawati yang berperan dalam mempromosikan Kakao Ransiki ke luar, dan atas permintaan ibu Anawati, pernah juga dikirim Kakao Ransiki sebanyak 200 Kg pada pertengahan Januari 2021.
"Coklat Ransiki (Jika Chocolat 75%, Coklat Hitam/Dark Chocolat) yang di Produksi oleh salah satu Perusahan di Bali" (dok.anawati)
“ Ya, kami terharu, bangga dan mengapresiasi, apa yang sudah dilakukan oleh Ibu Anawati. Kami tidak bayar, tapi dia punya hati untuk ikut membangun Cokelat Ransiki, dan dia telah melakukan dengan caranya sendiri,” tandas Fredy.
Fredy berharap dengan meningkatnya investor yang mempromosikan Kakao Ransiki, dapat meningkatkan perhatian dari berbagai pihak di daerah untuk memperluas pengembangkan Kakao Ransiki.
Produk olahan Kakao dari Ransiki Manokwari Selatan, selain diproduksi oleh Pipiltin Cocoa dan Jika Chocolate di Indonesia, juga telah merambah hingga ke luar negeri seperti di Inggris, Perancis, Belanda, Swiss, Latvia dan Amerika Serikat.
Pemerintah Provinsi Papua Barat secara aktif mendukung pengembangan komoditi kakao ini, seperti promosi dan mendorong kerjasama di berbagai kesempatan baik nasional maupun internasional. Misalnya pada saat pertemuan Tingkat Tinggi Investasi Hijau di Sorong (Februari 2020), membantu ekspor perdana sebanyak enam ton biji kakao kering dengan tujuan negara-negara Eropa (Januari 2020), meningkatkan nilai tambah kakao dan produk olahan melalui kerjasama mitra pembangunan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH) dan Perusahaan Cokelat Pipiltin Cacao di Jakarta, memperkenalkan Cokelat Ransiki 72 persen single origin.
Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Inovasi Produk Kakao di Ransiki pada Februari 2021 lalu.
"Peletakan batu pertama pembangunan gedung inovasi Kakao oleh Gubernur Papua Barat" (dok.balitbangdamedia_pb)
Ini merupakan komitmen Pemerintah Daerah dalam upaya menjadikan Papua Barat sebagai daerah sentra pengolahan Kakao yang nantinya dikenal Indonesia maupun manca-negara.
Pemerintah provinsi akan terus memberikan perhatian untuk membantu pengembangan komoditi Kakao ini lewat pengembangan kelembagaan Balitbangda Provinsi Papua Barat yang akan mengembangkan pusat pengembangan teknologi dan inovasi produk-produk hasil perkebunan dan hasil hutan non kayu di Sains Tekno Park ( STP ) Papua Barat. Pembangunan gedung inovasi produk Kakao ini merupakan cikal bakal untuk menjadikan Ransiki dan Manokwari Selatan sebagai Pusat Kakao di Indonesia Timur. (ab/balitbangdamedia_pb)